Seandainya”, kalimat ini begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari.
Disadari atau tidak, sebagian besar orang boleh jadi biasa
mengucapkannya, “Seandainya aku melakukan ini, tentunya begini dan
begini, tidak justru begini.” Ungkapan ini berkonotasi sebagai
angan-angan semu dan sesuatu yang tidak akan terjadi.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam sangat tidak menyukai umatnya
mengumbar kata-kata “seandainya”. Beliau mewanti-wantikan kepada mereka
bahwa kalimat “lau” (seandainya) adalah tipu daya setan. Orang yang
selalu mengumbar kata ini adalah pemalas yang hanya bisa berhasrat tapi
tak bersemangat.
Jika kita sudah benar-benar dijangkiti rasa malas, maka cepat-cepatlah
berusaha melawan dan membuangnya jauh-jauh. Malas adalah sifat buruk
yang wajib dihindari oleh semua muslim. Malas adalah ciri-ciri orang
munafik.
Firman Allah dalam al-Qur’an (artinya):
“Sesungguhnya orang-orang munafik
itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila
mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud
riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.” (QS an-Nisa’ [4]: 142)
Jika kita mulai kedatangan tamu yang bernama ‘malas’ dan kita ingin
mengusirnya, berikut ini beberapa tips yang diajarkan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam:
1) Perbanyak Doa
Doa adalah senjata orang mukmin, begitulah Nabi menegaskan. Ibnu Qayyim
dalam karyanya al-Jawâb al-Kâfî li Man Sa’ala ‘anid-Dawâ’ asy-Syâfi,
menjelaskan bahwa obat mujarab untuk menyembuhkan jiwa orang mukmin yang
sudah terjangkiti berbagai penyakit adalah berdoa dan
bersungguh-sungguh dalam doa. Di antara doa yang diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk menanggulangi rasa malas
adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ، وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ والْجُبْنِ
، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ. رواه أبو
داود
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu
dari kegelisahan dan kesusahan, dan aku berlindung pada-Mu dari
kelemahan dan sifat malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir
dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang yang tak mampu
ditanggung serta kesewenangan orang yang tak mampu dilawan.” (HR Abu
Dawud)
2) Lawanlah Setan dan Nafsu
Malas sebenarnya berasal dari setan. Setan akan terus berusaha mengusik
dan membujuk nafsu manusia untuk malas, baik dalam menunaikan ibadah
maupun dalam aktivitas yang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
pernah bersabda:
“Setan mengikatkan tiga ikatan di
belakang kepala salah seorang dari kalian ketika tidur. Pada setiap
ikatan setan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah.” Apabila salah
seorang dari kalian terjaga dari tidur, lalu menyebut nama Allah, maka
akan terlerai satu ikatan. Jika ia mengambil wudu, maka terlerai satu
ikatan lagi. Dan jika ia salat, maka terlerailah semua ikatan. Jika
demikian, maka ia akan bangun di waktu pagi dalam keadaan rajin serta
lapang hatinya. Jika ia tidak (melakukannya), maka ia bangun pagi dalam
keadaan buruk jiwanya dan diliputi rasa malas.” (HR Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ibn Hibban, dan lainnya)
Hadis ini menunjukkan bahwa malas berasal dari setan dan kita harus
berusaha terus melawannya dengan tidak menuruti apapun yang dibisikkan
olehnya. Jika setan sudah bisa dikalahkan, maka malaspun akan hilang.
3) Menimba Ilmu
Timbalah ilmu sebanyak mungkin. Dengan ilmulah seseorang akan menjadi
orang yang rajin dan cekatan dalam hidupnya. Mengapa ilmu? Apa hubungan
antara ilmu dengan rajin? Gambaran sederhananya begini: ketika seseorang
sudah mengetahui (memiliki ilmu) tentang fadilah dan keutamaan ibadah
tertentu, maka pastinya akan menyebabkan ia rajin melakukan ibadah
tersebut. Hal itu apabila dia memiliki keyakinan yang kuat tentang apa
yang dipelajari. Orang yang memiliki ilmu mengenai keutamaan salat
jamaah, ia akan terdorong untuk rajin mengerjakan salat jamaah.
Begitupun ketika seseorang tahu bahwa malas berasal dari setan dan
merupakan sifat orang munafik, dia akan memiliki dorongan untuk
mengusirnya.
Sejalan dengan hal tersebut, sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Salat
yang paling berat bagi orang munafik adalah salat Isyak dan salat
Subuh. Seandainya mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya,
niscaya mereka akan datang untuk salat walaupun harus merangkak.” (HR
an-Nasa’i, ath-Thabrani, dan al-Baihaqi)
Sabda tersebut menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan mengenai
hakikat sesuatu. Ilmu menyebabkan semangat dan sikap seseorang terhadap
sebuah amal berubah 180 derajat. Ilmu akan menuntun seseorang untuk
rajin dan cekatan dalam mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar